Friday 18 November 2011

Excited!

Excited!

Why?

Because...

My sister is coming to Bandung! Finally~

Asiikkk~

Hopefully, during the time she comes, there's nothing urgent coming up...
InsyaAllah...

Saya Sayang Kakak Saya... =))


.:Saksikan Bahawa Aku Seorang Muslim:.

Tuesday 15 November 2011

Kisah Seorang Bapak...

This story is taken from my junior's fb
Dedicated to all, especially to those yg xde fb.. spe ek? mau kasi tau ngga yah? =P

Kisah menyayat hati...
Yang membuat diri ini bertambah kesyukuran atas segala rezeki yang telah diberikan olehNya...
Yang membuat diri ini bangun dari kegelisahan...
Bukan kau sorang yang hidup susah! Malah ada yang lebih susah!

Bismillah…

Malam itu, malam kemuncak program OASIS (orientasi junior). Saya hanya duduk di luar dewan menunggu seorang teman.

Sambil menunggu, dari kejauhan ku lihat sosok tubuh orang tua yang biasa kulihat menghampiri. Ya itu pak cik yang biasa kulihat kelibatnya sebelah pagi menjual koran (surat kabar) di fakulti farmasi dan sebelah petangnya menjual tali kasut. Pak cik tu sudah biasa menjadi topik keluhan kasihan kami rakan-rakan.

Terpacak dia di depanku, memulakan bicara:

“Lagi ngapain ini neng? ada acara?”
“Ya pak.. acara buat anak2 Malaysia. Gaya ospek. Meraikan junior yang baru masuk”

Dia hanya mengangguk.

Soalan timbul bertubi-tubi dalam benak. Maka ku lontarkan soalan, soalan yang membuat kami berbual panjang.

“Bapak lagi ngapain disini? Bapak tinggal di mana?”
“Di belakang neng. Di belakang itu ada surau kecil. Bapak disitu.”

“Surau? jadi bapak seorang disitu?”
“Iya neng. tapi ga apa2 soalnya jam 12 malam pun masih ada mahasiswa yang datang solat. Disini (lapangan GOR)  jam 12 malam kebiasaannya masih ada acara. Bapak menumpang aja di surau itu, sambil bapak juga bisa bersihin suraunya. Syukur aja bapak bisa menumpang.”

Dipendekkan cerita, persoalan yang aku kesali dek rasa ingin tahu telah membuat pak cik itu menceritakan segala kisah kehidupannya.

“Bapak seorang? bapak ga(tidak) punya anak atau isteri?”
“Bapak ada anak (berbelas, lupa berapa orang) sama isteri yang lagi  tinggal di Garut. Setiap minggu bapak bawa pulang beras sama makanan. Isteri bapak tani(bercucuk tanam). Anak bapak yang di kalimantan sudah meninggal, dan tinggalkan anak 3 orang yang sekarang ini bapak yang menjaganya. Bapak ga bisa kerja di tempat lain karena tidak diterima, sudah tua katanya”

“Tapi alhamdulillah neng. Allah masih kasi bapak sehat walau umur itu udah 73. Alhamdulillah neng… Masih bisa keliling UNPAD menjual koran paginya sama tali sepatu sorenya. Alhamdulillah anak2 bapak juga masih bisa bapak kasi makanannya. Ga kelaparan”  dipanjatnya kata-kata syukur dalam kesulitan.

“ Cuma saat ini, saat paling susah buat bapak neng. Anak-anak itu udah masuk SMA(sekolah menengah),  juga dua orang lagi masih di SD (sekolah rendah). Sulit untuk biayanya”

Dalam kegelapan malam, cuma disinari cahaya yang malap, ku lihat tetes demi tetes air matanya mula mengalir, disapunya pantas cuba melindungi.

Tertahan-tahan suaranya bercerita.

Makin deras air mata bila kata2 pasrah bertawakal pada Allah terbit dari hatinya. Makin sedih bila ketakutan Allah mencabut nyawanya, apa nasib anak dan cucunya di Garut”

Jauhnya bapak ini mencari rezeki dari tempat asalnya…
Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap hambanya…

Sekurang-kurangnya, pak cik ini memilih untuk terus berusaha bukan dengan meminta-minta.

“Bekerjalah hai keluarga Dawud, untuk  bersyukur. Dan sedikit sekali di antara hambaKu yang pandai bersyukur” (Saba’ 34;13).

Bukan untuk terus bersedih semata-mata pula yang patut kita kutip dari kisah ini..
Tetapi….Bersyukurlah…Bersederhanalah…  Dan sedarlah kita hanya hamba Allah yang hidup sementara dimuka bumi ini, dan Allah tidak menciptakan kita tanpa sebab. Ada tanggungjawab dan sebab kita berjalan di muka bumi ini. 

Ya! kisah hidup kita tak sama! kita masing-masing ada kisah untuk dilakarkan! ada kisah untuk dikongsikan… Namun, pengajaran itu harus dikutip menjadi pedoman hidup.

Sebak makin tak tertahan bila melihat mulut pak cik ni tergagap-gagap menangis sambil mendoakan…

~Syukur pada Allah yang masih sudi ajar dan terus mengajar diri ini. Setiap jodoh dan kejadian itu Allah telah tetapkan dan ada hikmah disebaliknya. Maka celikkanlah mata…

“Allah tidak membebani seorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami…” (al-baqarah 2; 284-286)


.:Saksikan Bahawa Aku Seorang Muslim:.

Saturday 12 November 2011

Make Your Own Chocolate!

Dulu-dulu......... (titik die panjang ckit nk menunjukkan dah lame giler la konon...=P)
Time suke gile tengok cite nippon @ jepun, tengok anime and bace manga... [don't try this at home! very addictive @ lagha @ melalaikan], selalu je ad scene di mana heroin akan buat coklat untuk hero die time Valentine's Day.

Ok! Lets make it clear here. I'm not focusing on Valentine's day or the relationship between this hero and heroin.. Cuz i believe we all know yang celebrate Valentine's day adalah haram and couple tu juge haram. Fullstop.

Tapi yang buat org jeles sesangat adalah sebab si heroin tu pandai buat coklat sendiri! Yes! Homemade chocolate!

And dulu2 gak, i saw kat mane ntah dah tak ingat, ada chef tu buat non-bake chocolate oatmeal cookies. (Don't expect this cookies to be crunchy, they are actually like soft cookies kinda type)
Semangat la nak try kan..lagi2 kat Bandung nih mne la mampu nak beli oven.
So org try lah buat this cookies and first time buat, the taste was TOO SWEET!!
So tak menyerah kalah punye pasal, buatla bebanyak kali until berjaya!

And suddenly i came out with the idea of making a chocolate with this chocolate oatmeal filling. Senang cite, chocolate oatmeal cookies disalut coklat.



So, here is the recipe!

Bella's Oatmeal Choco Balls

60g Butter
3 1/2 Cup Oatmeals
1 1/2 Cup Sugar
1 Cup Cocoa Powder (If pakai Van Houten, 5-6 Tbsp enough rasenye sebab pahit)
Peanut Butter 150g
1/2 Cup Fresh Milk
1 Bar Cooking Milk Chocolate
1 tsp Vanilla Essence
1 Egg

1. Melt the butter in a pot. (Api kecil je)
2. Add milk, sugar and cocoa powder. Mix well.
3. Add peanut butter. Kacau2.
4. Add egg. Kalau dengan kelajuan maksimal. (agak2 la kan...) Tunggu boil sikit.
5. Add vanilla essence, then add the oatmeals.
6. Kacaulah sampai sebati. Tutup api.
7. When the mixture dah cool down, start la buat bulat2, saiz depends...
8. Cairkan the chocolate bar to macam biasa, pakai double boiler.
9. Salutlah chocolate ball tu dengan coklat yang dah dicairkan.
10. Simpan dalam plastic storage bag or ape-ape container, the sejukkan dalam fridge.
11. Dah sejuk, boleh la makan!

Optional : Add kacang tanah yang dah digoreng tanpa minyak dan ditumbuk ke dalam adunan chocolate bar yang dah dicairkan - untuk beri kesan rangup. haha.. ayat ntah pape...

Optional 2: Lepas salut dengan coklat, salut lagi dengan cornflakes yang dah dihancurkan.

Optional 3: Suke hati korang lah.. Ikutlah kreativiti sendiri.

p.s. Make sure butter and peanut butter tu ikut sukatan, kalau tak nanti melekit sangat time buat balls. Patutnye time tindih2 balls tu, takkan melekat antara satu sama lain. Kalau melekat, makneny butter terlebih la tuh...

Selamat mencuba!


 .:Saksikan Bahawa Aku Seorang Muslim:.

Friday 11 November 2011

Human Rights: Sejauh Mana Boleh Pergi?

Human Rights (Hak Asasi Manusia) didefinikan dengan detail oleh United Nation di sini.
But sorry to say, the more i read, the more i think there's something wrong somewhere here...



Awal Oktober lalu, telah diadakan satu event yang diberi nama 'Fashion and Sense'.. Tapi sebenarnya disebalik nama itu, ada agenda yang lebih besar yang telah dirancang iaitu pertandingan Miss Transgender Malaysia atau bunyi melayunya Ratu Bapuk@ Mak Nyah Malaysia.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails