This story is taken from
my junior's fb
Dedicated to all, especially to those yg xde fb.. spe ek? mau kasi tau ngga yah? =P
Kisah menyayat hati...
Yang membuat diri ini bertambah kesyukuran atas segala rezeki yang telah diberikan olehNya...
Yang membuat diri ini bangun dari kegelisahan...
Bukan kau sorang yang hidup susah! Malah ada yang lebih susah!
Bismillah…
Malam itu, malam kemuncak program OASIS (orientasi junior). Saya hanya duduk di luar dewan menunggu seorang teman.
Sambil
menunggu, dari kejauhan ku lihat sosok tubuh orang tua yang biasa
kulihat menghampiri. Ya itu pak cik yang biasa kulihat kelibatnya
sebelah pagi menjual koran (surat kabar) di fakulti farmasi dan sebelah
petangnya menjual tali kasut. Pak cik tu sudah biasa menjadi topik
keluhan kasihan kami rakan-rakan.
Terpacak dia di depanku, memulakan bicara:
“Lagi ngapain ini neng? ada acara?”
“Ya pak.. acara buat anak2 Malaysia. Gaya ospek. Meraikan junior yang baru masuk”
Dia hanya mengangguk.
Soalan timbul bertubi-tubi dalam benak. Maka ku lontarkan soalan, soalan yang membuat kami berbual panjang.
“Bapak lagi ngapain disini? Bapak tinggal di mana?”
“Di belakang neng. Di belakang itu ada surau kecil. Bapak disitu.”
“Surau? jadi bapak seorang disitu?”
“Iya
neng. tapi ga apa2 soalnya jam 12 malam pun masih ada mahasiswa yang
datang solat. Disini (lapangan GOR) jam 12 malam kebiasaannya masih ada
acara. Bapak menumpang aja di surau itu, sambil bapak juga bisa
bersihin suraunya. Syukur aja bapak bisa menumpang.”
Dipendekkan
cerita, persoalan yang aku kesali dek rasa ingin tahu telah membuat
pak cik itu menceritakan segala kisah kehidupannya.
“Bapak seorang? bapak ga(tidak) punya anak atau isteri?”
“Bapak
ada anak (berbelas, lupa berapa orang) sama isteri yang lagi tinggal
di Garut. Setiap minggu bapak bawa pulang beras sama makanan. Isteri
bapak tani(bercucuk tanam). Anak bapak yang di kalimantan sudah
meninggal, dan tinggalkan anak 3 orang yang sekarang ini bapak yang
menjaganya. Bapak ga bisa kerja di tempat lain karena tidak diterima,
sudah tua katanya”
“Tapi alhamdulillah neng. Allah masih
kasi bapak sehat walau umur itu udah 73. Alhamdulillah neng… Masih bisa
keliling UNPAD menjual koran paginya sama tali sepatu sorenya.
Alhamdulillah anak2 bapak juga masih bisa bapak kasi makanannya. Ga
kelaparan” dipanjatnya kata-kata syukur dalam kesulitan.
“
Cuma saat ini, saat paling susah buat bapak neng. Anak-anak itu udah
masuk SMA(sekolah menengah), juga dua orang lagi masih di SD (sekolah
rendah). Sulit untuk biayanya”
Dalam kegelapan malam,
cuma disinari cahaya yang malap, ku lihat tetes demi tetes air matanya
mula mengalir, disapunya pantas cuba melindungi.
Tertahan-tahan suaranya bercerita.
Makin deras
air mata bila kata2 pasrah bertawakal pada Allah terbit dari hatinya.
Makin sedih bila ketakutan Allah mencabut nyawanya, apa nasib anak dan
cucunya di Garut”
Jauhnya bapak ini mencari rezeki dari tempat asalnya…
Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap hambanya…
Sekurang-kurangnya, pak cik ini memilih untuk terus berusaha bukan dengan meminta-minta.
“Bekerjalah hai keluarga Dawud, untuk bersyukur. Dan sedikit sekali di antara hambaKu yang pandai bersyukur” (Saba’ 34;13).
Bukan untuk terus bersedih semata-mata pula yang patut kita kutip dari kisah ini..
Tetapi….Bersyukurlah…Bersederhanalah…
Dan sedarlah kita hanya hamba Allah yang hidup sementara dimuka bumi
ini, dan Allah tidak menciptakan kita tanpa sebab. Ada tanggungjawab
dan sebab kita berjalan di muka bumi ini.
Ya! kisah hidup
kita tak sama! kita masing-masing ada kisah untuk dilakarkan! ada
kisah untuk dikongsikan… Namun, pengajaran itu harus dikutip menjadi
pedoman hidup.
Sebak makin tak tertahan bila melihat mulut pak cik ni tergagap-gagap menangis sambil mendoakan…
~Syukur
pada Allah yang masih sudi ajar dan terus mengajar diri ini. Setiap
jodoh dan kejadian itu Allah telah tetapkan dan ada hikmah disebaliknya.
Maka celikkanlah mata…
“Allah tidak membebani seorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan)
yang dikerjakannya. (mereka berdoa) ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami,
ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami…”
(al-baqarah 2; 284-286)
.:Saksikan Bahawa Aku Seorang Muslim:.